DIVISI LACERTILIA

Divisi Lacertilia merupakan salah satu dari 5 divisi keilmuan yang ada di Kelompok Studi Herpetologi (KSH). Pada divisi ini dipelajari herpetologi secara umum namun lebih berfokus pada Lacertilia yakni semua anggota Ordo Squamata selain Serpentes dan Amphisbaenia. Dalam tingkatan takson, Lacertilia sebelumnya masuk dalam kategori subordo dan tergabung dalam Ordo Squamata. Namun sekarang Lacertilia hanyalah sebutan untuk kelompok Subordo Autarchoglossa, Gekkota, dan Iguania serta 1 familia tanpa subordo yakni Dibamidae. Lacertilia memiliki 36 familia di dunia dan di Indonesia sendiri terdapat anggota dari 10 familia. Pada divisi Lacertilia terdaftar 37 orang Dewan Senior. 

Anggota Lacertilia memiliki beragam bentuk, ukuran dan warna. Sebagian besar memiliki empat tungkai walaupun terdapat beberapa jenis yang tidak berkaki. Secara umum Lacertilia adalah hewan pentadactylus dan bercakar dengan sisik yang bervariasi. Sisik tersebut terbuat dari bahan tanduk untuk menutupi tubuh. Ada pula yang membentuk spina. Sisik ini dapat mengalami pengelupasan (ecdysis) yang umum dikatakan sebagai shedding atau ganti kulit. Pengelupasannya berlangsung secara perlahan tiap bagian tubuh dalam artian tidak semua sisik pada bagian tubuh mengelupas pada saat yang bersamaan/langsung. Pada Lacertilia tak bertungkai dapat dibedakan dengan ada tidaknya bukaan telinga (porus acusticus externus) daripada ular (Serpentes) yang tidak memiliki bukaan telinga. Beberapa dari anggota Lacertilia dapat melepaskan ekornya (autotomi) sebagai pertahanan diri dari predator.


Anggota Gekkota yang umum ditemui di Daerah Istimewa Yogyakarta antara lain adalah cicak rumah (Hemidactylus frenatus dan Hemidactylus platyurus), cicak gula (Gehyra multilata), dan tokek (Gekko gecko). Salah satu dari anggota Gekkota yang umum dijadikan hewan peliharaan adalah Leopard Gecko (Eublepharis macularius) dengan berbagai corak. Anggota Iguania yang dapat ditemukan di Indonesia hanyalah dari anggota Agamidae yakni antara lain Bronchocela jubata (Bunglon surai), Bronchocela cristatella (Bunglon jambul hijau), Gonocephalus chamaeleontinus (Bunglon hutan), Draco volans (Cekibar), dan Calotes versicolor (Bunglon taman - invasif di Pulau Jawa). Iguana (Iguana iguana) merupakan salah satu anggota Iguania yang umum dijadikan hewan peliharaan namun hewan ini bersifat invasif dan tidak berasal dari Indonesia. Anggota Autarchoglossa memiliki banyak anggota yang umum ditemui antara lain adalah Eutropis multifasciata (Kadal kebun), Eutropis rugifera, Varanus salvator (Biawak air tawar Asia), Sphenomorphus sexlineatus, Emoia caeruleocauda, Takydromus sexlineatus, dan lainnya. Anggota Autarchoglossa yang umum dipelihara adalah Tiliqua gigas (Blue-tongued Skink). 


Salah satu dari kegiatan yang dilakukan di Divisi Lacertilia sendiri adalah piket spesimen. Pada divisi Lacertilia KSH terdapat spesimen peliharaan yakni Familiar (Fam) yang merupakan Varanus salvator jantan. Fam berada di KSH sejak tahun 2016 akhir dan dipelihara di liang KSH. Fam umumnya dibawa untuk demonstrasi pematerian pengenalan reptil dan juga acara-acara pengenalan KSH ke eksternal. Berikut adalah foto dari Fam yang sedang berjemur di depan liang KSH.



Daftar DS Divisi Lacertilia aktif 2024:

1. Jessica Desviana (Koordinator Divisi)

Kode DS         : L.33

Spesialisasi : Sphenomorphus cyanolaemus 

Kontak : jessica.desviana@mail.ugm.ac.id


2. Sefiansyah Rizqi Fauzi

Kode DS         : L.34

Spesialisasi Varanus macraei

Kontak : sefiansyah.rizqi1302@mail.ugm.ac.id


3. Aqila Raihana Khairani

Kode DS     : L.35

Spesialisasi : Lanthanotus borneensis

Kontak : aqila.khairani@mail.ugm.ac.id / https://www.linkedin.com/in/aqilaraihanakhairani/ 


4. Anthera Al Firdaus Prissandi

Kode DS     : L.36

Spesialisasi Hypsilurus magnus

Kontak : anthera.al.firdaus.prissandi@mail.ugm.ac.id


5. Musa Prasetyo Wibowo

Kode DS     : L.37

Spesialisasi Varanus indicus

Kontak : musaprasetyo2020@mail.ugm.ac.id


Komentar