KSH Mengadakan Kopdar Konservasi Penyu di Goa Cemara




Dalam rangka memperingati turtle day tahun 2017, kelompok Studi Herpetologi mengadakan Kopdar Konservasi Penyu. Acara ini berlangsung di Pantai Goa Cemara, Sabtu (20/05) kemarin. Dalam acara tersebut KSH mengundang Relawan Banyu yang merupakan komunitas konservasionis penyu di Pantai Goa Cemara dan Pantai Pelangi serta Masyarakat Kelompok Konservasi Penyu Goa Cemara untuk berdiskusi yang kemudian dilanjutkan dengan monitoring pendaratan penyu di pantai tersebut.

Dalam diskusi yang dilakukan, Pak Bagyo selaku ketua Kelompok Konservasi Penyu memaparkan awal mula terbentuknya Kelompok konservasi tersebut dikarenakan banyaknya perburuan penyu di kawasan tersebut unuk tujuan konsumsi, kemudian Pak Bagyo dan kawan-kawan mulai terpikirkan dampaknya yaitu meningkatnya populasi ubur-ubur sebagai mangsa utama penyu. Akibatnya bibit ikan di laut menjadi menurun dan masyarakat nelayan akan kesulitan dalam mencari ikan. Dari latarbelakang tersebut lahirlah Kelompok konservasi penyu Goa Cemara pada tahun 2011 yang lambat laun menjadi maju seperti sekarang ini. Di Pantai Goa Cemara, penetasan telur menggunakan metode sarang semi alami, artinya telur dipindahkan ke lokasi baru dengan kondisi yang sama dengan sarang alaminya. 

Penyu yang sering mendarat di pantai itu adalah penyu abu-abu atau penyu lekang (Lepidochelys olivacea), kemudian pernah didapatkan penyu sisik (Eretmochelys imbricata) mendarat untuk bertelur, dan penyu belimbing terdampar, lanjut Pak Bagyo menjelaskan. Mas Yhanu (Relawan Banyu) menjelaskan, Relawan Banyu lahir dari orang-orang yang simpati terhadap kelestarian Penyu di Goa Cemara yang akhirnya menjadi besar dan sering membantu masyarakat kelompok konservasi di Bantul khususnya di Pantai Goa Cemara dan Pantai Pelangi. Kampanye pertama mereka adalah untuk menyadarkan masyarakat Yogyakarta bahwasanya Yogyakarta memiliki penyu. Hal tersebut dikarenakan banyak masyarakat Jogja yang belum mengetahui adanya penyu di Jogja sendiri. Hasil diskusi malam itu adalah untuk melestarikan penyu di Bantul perlu keterlibatan semua pihak, dimulai dari Pemerintah, masyarakat, akademisi, komunitas, dan pihak-pihak lainnya. 

Monitoring pendaratan dilakukan dengan menyusur area pantai selama kurang lebih 2 jam. Penyusuran dilakukan dengan pencahayaan minim, dikarenakan penyu yang akan mendarat akan menganggap cahaya yang ada di pantai sebagai ancaman bagi mereka. Pada monitoring ini, tidak didapatkan penyu yang mendarat. Monitoring ini dilanjutkan dengan melihat tempat penangkaran semi alami.


Acara ini diadakan dalam rangka memperingati hari kura-kura sedunia yang jatuh pada tanggal 23 Mei 2017, bertujuan agar anggota KSH dapat mengerti lebih akan konservasi Penyu di Pantai Goa Cemara dan KSH mendapatkan relasi baru dalam menjaga kelestarian penyu di Yogyakarta.

Komentar